Ads 468x60px

Jumat, 25 Mei 2012



PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP  HARGA PASAR SAHAM

                                                  Jurnal Metodhologi Penelitian
                                                         Ahmad Qoirul Roviq
09.152.004
Ak 51

Fakultas Ekonomi Program Study Akuntansi
Universitas Binadarma palembang


ABSTRACTThe purpose of scientific writing is to determine the effect and how much influence the financial performance of the stock price of PT Indofood, Tbk. The results of research that was done the writer is the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), and Earning Per Share (EPS) on stock prices with their respective amounting to 0.073, -0.078, 0.072, 0.391, and 0.620. Where CR has a positive relationship and classified as very low, DER has a negative relationship and relatively very low. Likewise, ROA and ROE has a positive relationship with each of the relatively very low and low. While t count CR, DER, ROA and ROE <t table = 0.071, -0.401, -1.071, -2.508 <style = ""> Effect of EPS on stock prices of 0.620 means that there are relatively strong and positive relationship. While the t count> t table = 3.521> 2.228. So Ha received means there is a significant relationship to stock prices. The influence of independent variables on stock prices of 0.859 means that there is a positive relationship and classified as very strong.WhiletheFcount<table="3.376">

Keywords : Financial Performance , Stock Price

Abstrak: Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta seberapa besar pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis adalah pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets(ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham dengan masing-masing sebesar 0,073, -0,078, 0,072, 0,391, dan 0,620. Dimana CR memiliki hubungan positif dan tergolong sangat rendah, DER memiliki hubungan negatif dan tergolong sangat rendah. Begitu juga ROA dan ROE memiliki hubungan positif dengan masing-masing tergolong sangat rendah dan rendah . Sedangkan t hitung CR, DER, ROA dan ROE < t tabel = 0,071, -0,401, -1,071, -2,508 < style=”"> Pengaruh EPS terhadap harga saham sebesar 0,620 artinya terdapat hubungan positif dan tergolong kuat. Sedangkan t hitung > t tabel = 3,521 > 2,228. Sehingga Ha diterima berarti ada hubungan yang signifikan terhadap harga saham. Pengaruh variabel independen terhadap harga saham sebesar 0,859 artinya terdapat hubungan positif dan tergolong sangat kuat. Sedangkan F hitung < tabel =” 3,376″>

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Harga Saham




1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan tersebut membutuhkan modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukuan bisnis maupun pengembangannya. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan. Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan investasi asing. Namun dana yang berasal dari pinjaman kreditur, serta investasi asing dirasa masih kurang. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana penambah modal mereka.
Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga keuangan non bank bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya.
Masyarakat yang sudah mengenal pasar modal, banyak yang tertarik untuk memiliki saham dari sebuah perusahaan sebagai bukti kepemilikannya akan perusahaan tersebut. Namun sebelum masyarakat memutuskan akan menginvestasi dananya dipasar modal ada kegiatan yang terpenting untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten suatu perusahaan. Penilaian emiten suatu perusahaan didapat dari informasi yang tersedia di pasar modal sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang penilaian emiten suatu perusahaan. Salah satu aspek yang dinilai oleh masyarakat dalam investasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan selalu mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Dengan kata lain, sebuah laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para calon investor saat melakukan investasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat peranan kinerja keuangan perusahaan sangat penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk terhadap harga sahamnya?
2. Seberapa besar pengaruh kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk terhadap harga sahamnya?
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk membatasi luasnya penjabaran, dan pembahasan dalam penulisan ilmiah ini, maka penulis hanya memfokuskan pada laporan keuangan triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk tahun 2007-2009. Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengancurrent ratio, debt to equity ratio , rasio profitabilitas dan Earning per Share (EPS). Rasio profitabilitas sendiri diukur dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) . Sedangkan pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham, penulis ukur dengan regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 17.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini, yaitu:
1. Untuk menunjukkan pengaruh kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk terhadap harga sahamnya?
2. Untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk terhadap harga sahamnya?

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Sebagai referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham.

1.4.2 Manfaat Praktis
Bagi pihak internal perusahaan sebagai salah satu alat ukur kinerja keuangan perusahaan sedangkan bagi pihak eksternal (investor) sebagai salah satu pertimbangan ketika hendak menanamkan modalnya pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.


1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah PT Indofood Sukses Makmur (IDX: INDF) adalah salah satu produsen mie instan terbesar di dunia khususnya di Indonesia. PT Indofood Sukses Makmur , Tbk beralamat kantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia.

1.5.2 Data dan Variabel
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan triwulan PT Indofood Sukse Makmur, Tbk periode 2007-2009.
2. Daftar harga saham harian PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009.
Keterangan: Harga saham harian yang penulis gunakan hanyalah harga saham harian yang dibutuhkan saja, yaitu harga saham dua hari sebelum, satu hari sebelum, satu hari setelah, dua hari setelah, dan saat tanggal publikasi laporan triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Adapun variabel yang penulis gunakan, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to Total Equity Ratio (DER)
X3 = Return On Assets (ROA)
X4 = Return on Equity (ROE)
X5 = Earning Per Share (EPS)
2. Variabel terikat (dependent variable)
Y = ((close price H-2 + close price H-1+close price H+ close price H+1+close priceH+2)/5)
Ket: Y = Harga Saham
H = tanggal publikasi laporan keuangan tiap triwulan

1.5.3 Metode Pengumpulan Data
1.5.3.1 Data Sekunder
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari dua sumber, yang pertama yaitu situs www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan keuangan triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009. Sedangkan sumber yang kedua yaitu www.yahoofinance.com untuk mendapatkan harga saham harian PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009.
1.5.3.2 Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan cara membaca, dan mempelajari referensi buku-buku serta catatan kuliah yang berhubungan dengan topik penelitian.

1.5.4 Alat Analisis yang Digunakan
1.5.4.1 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ilmiah ini, penulis menganalisis masalah dengan mendeskripsikannya melalui beberapa tabel hasil perhitungan current ratiodebt to total equity ratioreturn on assetsreturn on equity dan earning per share(EPS), dan kinerja keuangan. Dimana kinerja keuangan dihitung dengan analisis regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 17.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), “Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja”. Menurut Eddy Sukarno (2000:111), “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Adapun dalam pencapaian tujuan tersebut, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan”.
Pengertian kinerja keuangan itu sendiri menurut Mulyadi (1997:419) adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilan laba. Ukuran yang digunakan dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan hasil setiap tahun.
Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan maka perlu dilakukan interprestasi atau analisa. Analisa yang harus diinterprestasikan adalah analisis keuangan. Pengertian dari analisis keuangan adalah suatu proses yang bertujuan menentukan ciri-ciri penting tentang keadaan perusahaan terutama keadaan keuangan berdasarkan data yang ada. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dipelajari sehingga tercapai suatu tujuan dari analisa tersebut. Adapun tujuan utama dari analisis kinerja keuangan adalah untuk mendapatkan informasi yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil kebijaksanaan mengenai masalah operasional maupun finansial yang dihadapi perusahaan.

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Zaki Baridwan (1992:17),”Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.
Menurut Munawir (2000:2) menyatakan laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Bambang Riyanto (2001:327), Laporan keuangan (financial statement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002 :2)
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses akuntansi yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan
.
2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan
Melalui laporan keuangan secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai perusahaan berupa:
1 Informasi mengenai sumber-sumber dan kewajiban serta modal perusahaan.
2 Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto atau kekayaan bersih (modal = aktiva – kewajiban) yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha perusahaan dalam memperoleh laba.
3 Informasi mengenai kinerja perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi (perkiraan) dalam memperoleh laba.
4 Informasi mengenai perubahan sumber-sumber dan kewajiban sebagai akibat dari pembelanjaan dan investasi
5 Informasi yang dapat digunakan perusahaan dalam mengambil kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.1.4 Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari:
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan tampak bahwa:
Aktiva = Pasiva
Aktiva = Utang + Modal
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporakan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

2.1.5 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan
Teknik-teknik analisa laporan keuangan ditujukan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga yang lazim dipakai:
a. Analisis Horizontal (Horisontal analysis)
Analisa horizontal (Horisontal analysis), yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis horizontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif. Dibutuhkan dua langkah dalam analisis horizontal.
1. Menghitung jumlah rupiah perubahan dari periode dasar ke periode akhir.
2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.
Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam persentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.
b. Analisis Vertikal (Vertical Analysis)
Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dari berbagai periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah untuk diidentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase aja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu persentase dari angka penjualan bersih.
c. Analisis Rasio (Ratio analysis)
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (Henry Simamora, 2000:522)

2.1.6 Analisa Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. (James dan John, 200:202)
Prastowo yang diacu dalam Achmad (2003:57) mengartikan rasio sebagai pengukapan hubungan matematik suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos yang lainnya. Rasio keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Menurut Mott (1996) yang diacu dalam Achmad (2003: 57) rasio merupakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebagai suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini berkaitan dengan pengukuran input dan output.
Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh.
Helfert (1996) mengungkapkan terdapat banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kunerja keuangan. Akan tetapi manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat ditentukan oleh tujuan spesifik dari analis. Lebih lanjut rasio-rasio itu bukan merupakan kriteria yang mutlak. Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analis risiko dan peluang dari perusahaan yang sedang ditelaah. Terdapat banyak individu dan kelompok yang berkepentingan atas suatu perusahaan, antara lain : pemilik (investor), manajer, pemberi pinjaman, karyawan, organisasi pekerja, agen pemerintahan dan masyarakat umum.

2.1.7 Pasar Modal
2.1.7.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana – dana jangka baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat –surat
berharga. Jenis surat berharga yang diperjual belikan dipasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi(bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi dimana surat berharga (efek – efek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange)
Pasar modal terdiri dari pasar primer atau perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat – surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (disebut investor) kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut(emiten). Sedangkan pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga
yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Uang yang mengalir dari trnsaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain.

2.1.8 Saham
2.1.8.1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001:5)
Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan aset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001,4)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau kepemilikan terhadap pendapatan dan aset seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

2.1.8.2 Harga Saham
Menurut Agus Sartono (2001:9), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

2.1.8.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Menurut Weston dan Brigham (2001:26), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

2.1.8.4 Jenis-jenis Saham
Menurut Zaki Baridwan (2000:394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan, sehingga saham biasa mempunyai resiko yang paling besar dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah, apabila perusahaan berjalan dengan baik, dividen untuk saham biasa akan lebih besar daripada dividen untuk saham prioritas.
2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada pemegang saham biasa.
3. Sertifikat saham yang dikeluarkan oleh PT Dana Reksa yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang “go public” melalui pasar modal, dan menjualnya kembali pada masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.

2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam kajian penelitian sejenis ini, penulis berpedoman pada penulisan ilmiah yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya yang tersedia di perpustakaan Universitas Gunadarma. Penelitian ilmiah tersebut, penulis jadikan pedoman karena menurut penulis ada kesamaan tema dengan apa yang ingin penulis buat.
Adapun referensi PI yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Ilmiah Yanti Haryanti (Tahun 2008)
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham PT Bumi
Resources, Tbk.
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan rasio profibilitas, EPS, PER pada PT Bumi Resources, Tbk periode 2003-2007. Pengaruh rasio profibilitas terhadap harga saham sebesar 0,829 artinya terdapat hubungan positif yang kuat sehingga kenaikan rasio profibilitas akan diikuti oleh kenaikan harga saham. Sedangkan uji hipotesis didapat nilai t hitung > t tabel, yaitu 5,343 > 2,101 artinya Ho ditolak. Ini artinya ada hubungan yang signifikan antara rasio profibilitas terhadap harga saham PT Bumi Resources, Tbk. Pengaruh EPS terhadap harga saham sebesar 0,426 artinya terdapat hubungan positif dan cukup kuat sehingga kenaikan EPS akan diikuti oleh kenaikan harga saham. Sedangkan uji hipotesis didapat nilai t hitung <>
2. Penelitian Ilmiah Safira Rahmania (Tahun 2009)
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham PT Astra International, Tbk.
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan rasio profitabilitas, EPS, PER pada PT Astra International, Tbk periode 2004-2008. Pengaruh rasio profibilitas terhadap harga saham sebesar -0,021 artinya terdapat hubungan negatif dan tergolong rendah. Sedangkan t hitung <> t tabel, yaitu 2,586>2,101. Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara PER (X3) terhadap harga saham.

2.3 Alat Analisis
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menganalisa kinerja keuangan perusahaan dengan tujuan dapat mencari dan mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham. Analisa rasio yang akan dibahas oleh penulis berkaitan dengan penulisan ilmiah ini, yaitu:
1. Current Ratio
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas.
(Anaroga 2001 : 79).
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha.Debt to equity ratio mengungkapkan bagaimana penggunaan pendanaan perusahaan dari struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Return On Assets (ROA)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA berarti semakin tinggi pula keuntungan, dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
4. Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio laba sebelum pajak terhadap modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. Kenaikan ROE mengakibatkan naiknya laba bersih, dan selanjutnya akan diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan.
5. Earning per Share (EPS)
Digunakan untuk menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh setiap lembar saham, dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan saham yang diterbitkan oleh perusahaan.

2.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sir Francis Galton (1822-1911), “Regresi linier berganda adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas, dimana variabel bebas yang digunakan lebih dari satu variabel”.
Bentuk umum regresi linier berganda:
Y = a + b1X1 +b2X2 + … + bnXn
Keterangan:
Y = variabel terikat a = konstanta
X1 = variabel bebas ke-1 b1 = koefisien regresi ke-1
X2 = variabel bebas ke-2 b2 = koefisien regresi ke-2
Xn = variabel bebas ke-n bn = koefisien regresi ke-n

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
PT Indofood Sukses Makmur,Tbk yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan thicker name INDF didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Namun perseroan mengubah nama yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari produksi mie, penggilingan gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, perusahaan bergerak dibidang pembuatan mie, dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Kantor pusat PT Indofood Sukses Makmur, Tbk berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia.
Anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (IDX: INDF), antara lain:
1. PT Gizindo Primanusantara (GPN) berdomisili di Bandung dengan jenis usaha produksi makanan bayi
2. PT Ciptakemas Abadi berdomisili di Tangerang dengan jenis usaha produksi bahan kemasan
3. PT Prima Intipangan Sejati (PIPS) berdomisili di Jakarta dengan jenis usaha jasa investasi dan manajemen
4. PT Bogasari Sentra berdomisili di Jakarta dengan jenis usaha penggilingan tepung
5. PT Indobiskuit Mandiri Makmur (IMM) berdomisili di Purwakarta dengan jenis usaha produksi biscuit

3.2 Data dan Variabel
1. Data
Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah
a. Laporan keuangan triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009
b. Daftar harga saham harian PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009
Keterangan: harga saham harian yang penulis gunakan hanyalah harga saham harian yang dibutuhkan saja, yaitu harga saham dua hari sebelum, satu hari sebelum, satu hari setelah, dua hari setelah, dan saat tanggal publikasi laporan keuangan triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
2 Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Harga saham dikategorikan sebagai variabel terikat karena dalam penulisan ilmiah ini, harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Sehingga harga saham berubah-ubah tergantung kinerja keuangan perusahaan.
Y = ((close price H-2+close price H-1+close price H+close
price H+1+close price H+2)/5)
Ket: Y = Harga Saham
H = tanggal publikasi laporan keuangan tiap triwulan.
b.Variabel Bebas (Independent Variable)
Rasio profitabilita dan EPS dikategorikan sebagai variabel bebas karena dalam penulisan ilmiah ini, ketiga faktor tersebut mempengaruhi harga saham sehingga harga saham pun berubah-ubah tergantung rasio profitabilitas danearning per share (EPS).
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Return On Assets (ROA)
X4 = Return On Equity (ROE)
X5 = Earning per Share (EPS)
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan data sekunder yaitu berupa daftar harga saham harian PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009. Data sekunder tersebut penulis peroleh dari www.yahoofinance.comSelain itu penulis juga menggunakan data sekunder berupa laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas per triwulan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk periode 2007-2009. Data sekunder ini, penulis peroleh dari situs www.idx.co.id.

3.4 Alat Analisis
Dalam penulisan ilmiah ini, data yang digunakan penulis ialah data kuantitatif yang penulis olah dengan menggunakan beberapa perhitungan, antara lain:
1. Current Ratio
2. Debt to Equity Ratio (DER)
3. Return On Assets (ROA)
4. Return On Equity (ROE)
5. Earning per Share (EPS)
4. PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Rasio Profitabilitas (ROA dan ROE) dan Earning Per Share (EPS)
4.1.1 Current Ratio
Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban lancar. Current ratio juga merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Tabel 4.1
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
Perhitungan Current Ratio (CR)
Periode 2007-2009
Tahun
Triwulan
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Current Ratio = AL/HL
2007
I
9.876.726
6.935.207
1,424
II
10.091.960
6.651.386
1,517
III
11.232.596
7.458.038
1,506
IV
11.766.655
12.76.365
0,920
2008
I
13.802.340
14.427.046
0,956
II
14.826.846
12.577.859
1,178
III
16.287.147
14.954.492
1,089
IV
14.598.422
16.262.161
0,897
2009
I
15.048.184
16.652.684
0,903
II
14.040.719
13.653.489
1,028
III
13.957.040
12.822.235
1,088
IV
12.954.813
11.158.962
1,161

Earning per Share (EPS)
Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Rasio – rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan manajemen aktiva/ kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio – rasio ini menguraikan EPS ke dalam penentu – penentu dasarnya dalam rangka menilai faktor – faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio – rasio ini membantu dalam melakukan penilaian kecukupan laba historis dan memproyeksikan laba di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab – sebab terjadinya laba.

Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).

Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham :

1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25)


Debt to Equity Ratio (DER)
perbandingan antara utang (debt) dengan modal (equity) dikenal dengan istilah debt to equity ratio (DER). utang dibagi total modal, lalu dikali 100%. Ada juga yang membaliknya menjadi equity to debt ratio (EDR), sehingga cara menghitungnya menjadi total modal dibagi total utang, lalu dikali 100%. Kalau DER atau EDR ini menunjukkan bahwa jumlah utang sebuah perusahaan masih wajar, maka sahamnya mungkin masih ideal, jika poin-poin fundamental lainnya jugamendukung.

Utang yang ‘wajar’ tersebut tentunya jika jumlahnya lebih kecil dari modalnya, alias DER-nya dibawah 100% (kalau pake EDR maka berlaku kebalikannya yaitu EDR-nya diatas 100%). Namun itu bukan berarti perusahaan yang utangnya lebih besar dari modalnya, maka utangnya tersebut sudah pasti tidak wajar, dengan catatan utang-utang tersebut bukan merupakan utang-utang yang ‘berbahaya’, melainkan utang yang memang mendukung perusahaan untuk berkembang.
Yang dimaksud dengan utang yang berbahaya adalah utang yang mengharuskan perusahaan untuk membayar bunga, atau denda jika terlambat membayar. Utang seperti itu misalnya utang bank dan utang obligasi. Utang seperti itu simpelnya bisa kita sebut sebagai utang finansial. Kenapa berbahaya? karena bunga tersebut bisa menggerogoti laba bersih perusahaan. Sementara utang yang tidak berbahaya adalah utang operasional, seperti utang usaha, beban yang masih harus dibayar, uang pelanggan yang diterima dimuka, dan seterusnya. Utang-utang tersebut biasanya tidak mengandung bunga atau denda, sehingga tidak akan berpengaruh terhadap perolehan laba bersih perusahaan.
 Return On Assets (ROA)
Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets(ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan (www.e-samuel.com)
Baik profit margin maupun total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan. Profit margintidak memperhitungkan penggunaan aktiva ,sementara total asset turnover tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio return on asset atau return on investment mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan kemampuan perusahaan dapat terjadi jika ada peningkatan profit margin atau peningkatan total asset turn over atau keduanya. Dua perusahaan dengan profit margin dan total asset turnover yang berbeda dapat saja memiliki rasio ROA yang sama.(Van Horne  2005:225)
Meskipun demikian untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan ROA tidaklah cukup karena ROA belum memperhitungkan rasio hutang yang digunakan dalam aktivitas perusahaan.


Return on Equity (REO)
Rasio yang rendah menunjukkan bahwa para pemilik atau investor sebenarnya bisa menghasilkan lebih banyak uang jika melakukan investasi di tempat lain. Namun demikian, risiko ini harus dipertimbangkan dalam sudut pandang apa yang terjadi selama siklus usaha yang sedang berlangsung, seperti perluasan usaha, hutang, atau perubahan ekonomi. Rasio yang tinggi berarti manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik (jika asumsi manipulasi data agar laporan keuangan terlihat baik diabaikan).
Return on equity dihitung sebagai berikut :
ROE =  Net profit after taxes / stockholders equity
Di samping cara perhitungan di atas, return on equity dapat pula ditentukan dengan menggunakan sistim Du Pont yang dimodifikasi, seperti berikut ini :
ROE =   (Net profit margin x total assets turnover) / (1-debt ratio)
Pembilang dalam formula di atas adalah return on investment (ROI), sehingga dengan demikian secara langsung return on equity dapat dihitung sebagai berikut :
ROE =  Return on investment / (1-debt ratio)
Penggunaan debt ratio (total liabilities total assets) untuk mengubah return on investment (ROI) menjadi return on equity (ROE) menggambarkan pengaruh leverage (penggunaan modal pinjaman) atas return yang diperoleh pemilik perusahaan.

5. KESIMPULAN
Dari uraian diatas penulis mengambil kesimpulan sebagai beriku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), “Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja”. Menurut Eddy Sukarno (2000:111), “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Adapun dalam pencapaian tujuan tersebut, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan”.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Harga saham dikategorikan sebagai variabel terikat karena dalam penulisan ilmiah ini, harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Sehingga harga saham berubah-ubah tergantung kinerja keuangan perusahaan.
Y = ((close price H-2+close price H-1+close price H+close
price H+1+close price H+2)/5)
Ket: Y = Harga Saham
H = tanggal publikasi laporan keuangan tiap triwulan.
Earning per Share (EPS)
Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Rasio – rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan manajemen aktiva/ kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio – rasio ini menguraikan EPS ke dalam penentu – penentu dasarnya dalam rangka menilai faktor – faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio – rasio ini membantu dalam melakukan penilaian kecukupan laba historis dan memproyeksikan laba di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab – sebab terjadinya laba.

Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).

Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham :

1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25)
6. DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Pudjiastuti, Enny. 2006. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Martono dan Harjito, D. Agus. 1997. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan. BPFE.
Martin, J.D. et al. 1991. Basic Financial Management, Prentice Hall.

0 komentar:

Posting Komentar